Laporan:Lin hs
Bathin Solapan,www.mediaaktualitas.com
Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti kegiatan reses anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Sanusi, S.H., M.H., yang digelar di Jalan Anoa, Sukajadi, Desa Batang Dui, Kecamatan Bathin solapan,Sabtu (12/7/25)
Acara dimulai dengan pembacaan doa oleh ustadz dan sambutan dari Ketua DPRA PKS, Bapak Ridwan, yang menekankan pentingnya membangun sinergi antara masyarakat dan wakil rakyat demi terciptanya pembangunan yang berkeadilan.
Sanusi, yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Bengkalis, menjelaskan bahwa Komisi III membidangi sektor keuangan dan ekonomi. Dalam sambutannya, ia mengingatkan pentingnya hidup hemat sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi ekonomi nasional dan global yang menuntut efisiensi di berbagai lini.
“Kita bisa mencontoh orang tua kita zaman dulu yang hidup sederhana, hemat, namun tetap bisa menghidupi keluarga dengan baik. Saat ini, kita pun harus mempersiapkan anak-anak menjadi pribadi mandiri—bisa memasak, beternak, bahkan membuka usaha kuliner atau ternak ikan, ayam, kambing. Semuanya dimulai dari rumah,” ujar Sanusi.
Reses juga diisi dengan dialog langsung bersama warga. Pertanyaan pertama datang dari Haji Zulham, yang mengeluhkan kondisi Masjid Al Hajar yang mengalami kebanjiran saat hujan, serta menanyakan nasib warga yang sudah terlanjur membeli lahan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Menanggapi itu, Sanusi menyampaikan bahwa usulan bantuan untuk Masjid Al Hajar sebesar Rp3 miliar telah diajukan ke pemerintah pusat, dan saat ini tinggal menunggu persetujuan. Ia mengajak warga untuk tetap bersabar dan terus berdoa agar bantuan tersebut segera terealisasi.
“Soal bantuan masjid, sudah kita usulkan sebesar tiga miliar ke pusat. Tinggal menunggu keputusan, mudah-mudahan cepat dikabulkan,” jelasnya.
Sedangkan mengenai kawasan TNTN, Sanusi menegaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan instruksi langsung dari Presiden RI dalam rangka melindungi kawasan konservasi dan hewan-hewan langka yang terancam punah.
“Kalau pun lahan itu diambil kembali oleh negara, kita hanya bisa pasrah. Karena ini menyangkut kelestarian alam dan perlindungan hewan yang nyaris punah,” tegasnya.
Kegiatan reses ini tidak hanya menjadi ajang menyerap aspirasi, tetapi juga memperkuat komunikasi antara legislatif dan masyarakat demi pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan.