Laporan:Lin hs
BATHIN SOLAPAN,www.mediaaktualitas.com
Ratusan warga memadati kegiatan reses ke-8 Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Sanusi, S.H., M.H., yang digelar Sabtu, 12 Juli 2025, di kediaman Bapak Nofriandi, Jalan Sekolah RT 03 RW 01, Desa Batang Dui, Kecamatan Bathin Solapan.
Kegiatan diawali dengan doa bersama dan sambutan tokoh masyarakat. Dalam suasana hangat namun penuh perhatian, Sanusi berdialog langsung dengan masyarakat dan menyerap beragam aspirasi terkait ekonomi, pendidikan, ketenagakerjaan, hingga infrastruktur.
Salah satu pertanyaan datang dari warga yang berprofesi sebagai pengajar mengenai honor yang mengalami keterlambatan pembayaran. Sanusi menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi akibat defisit anggaran yang tengah dialami oleh pemerintah daerah.
“Karena kondisi defisit, ada efisiensi termasuk tunda bayar. Inilah yang membuat saya selalu sampaikan pentingnya hidup hemat. Mudah-mudahan ke depan pendapatan dari sektor migas dan lainnya bisa bertambah agar situasi ini membaik,” ungkap Sanusi.
Isu ketenagakerjaan juga mencuat. Warga menyoroti minimnya tenaga kerja lokal yang dilibatkan perusahaan. Sanusi menegaskan bahwa hak tenaga kerja lokal sebenarnya telah diatur dalam peraturan daerah.
“Hal ini sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 3 Tahun 2022 tentang Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Lokal. Dalam aturan itu ditegaskan bahwa komposisi tenaga kerja minimal 70 persen harus berasal dari masyarakat lokal, sementara sisanya dari luar daerah yang memiliki keahlian khusus. Jika ada pelanggaran atau ditemukan tenaga kerja luar yang belum setahun berdomisili namun sudah bekerja, segera laporkan kepada kami,” ujarnya.
Sanusi juga menyinggung adanya praktik pungutan liar dalam proses perekrutan tenaga kerja, yang kini sedang ditindaklanjuti oleh pihaknya bersama lembaga terkait.
Dari Ketua RT, muncul keluhan terkait jalan lingkungan yang rusak. Warga menyampaikan kekhawatiran karena daerah mereka dianggap bukan kantong suara dominan saat pemilu. Menanggapi hal ini, Sanusi menegaskan bahwa setelah terpilih, dirinya adalah wakil rakyat untuk semua kalangan, tanpa memandang latar belakang pilihan politik.
“Jangan pernah ragu menyampaikan aspirasi. Kami tidak melihat dari mana suara terbanyak, karena reses ini adalah bukti kami datang menjemput aspirasi. Politik sudah usai, sekarang saatnya bekerja untuk rakyat,” tegasnya.
Selanjutnya, seorang ibu mempertanyakan kelanjutan program PRONA (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap). Sanusi menjelaskan bahwa program tersebut memiliki kuota terbatas dan tidak menjangkau seluruh wilayah setiap tahunnya.
“Jumlahnya memang sangat terbatas. Jika ingin mengurus PRONA, ada beberapa syarat administratif yang harus dipenuhi. Silakan konsultasikan ke perangkat desa, atau kami bantu pandu prosesnya,” jelas Sanusi.
Masalah pendidikan pun mencuat, khususnya terkait beasiswa yang dinilai belum menjangkau kalangan lebih luas dan belum sepenuhnya bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Menanggapi hal ini, Sanusi mengatakan:
“Saat ini, program beasiswa masih mencakup lembaga atau institusi yang ditunjuk secara resmi. Mungkin untuk sementara baru sampai di situ, tapi masukan dari masyarakat akan kami bawa agar bisa ditindaklanjuti ke depan,” ujarnya.
Di akhir kegiatan, Sanusi menegaskan pentingnya reses sebagai sarana komunikasi dua arah antara wakil rakyat dan konstituennya.
“Jangan sia-siakan momen reses. Kami hadir bukan hanya untuk berbicara, tapi untuk mendengar dan membawa suara masyarakat ke meja dewan. Inilah makna reses: kami datang menjemput aspirasi,” pungkasnya.