Laporan: pakcik amin
Dumai,www.mediaaktualitas.com
Kota Dumai kembali diguncang kabar pilu dari kawasan industrinya. Senin (08/09/2025), seorang pekerja PT Sari Dumai Sejati (PT SDS), perusahaan besar milik Apical Group, diduga mengalami kecelakaan kerja tragis.
Korban berinisial MP disebut mengalami luka mengenaskan: telapak kakinya putus dan terdapat luka bakar melepuh di sekujur bagian kakinya. Peristiwa ini menambah panjang daftar hitam kecelakaan kerja yang seolah menjadi “hal biasa” di kawasan industri Dumai.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak manajemen PT SDS terkait kronologis maupun kondisi terkini korban. Diamnya perusahaan justru menimbulkan kecurigaan adanya upaya menutup-nutupi fakta sebenarnya.
Pertanyaan Besar: SMK3 Apical Group di Ujung Tanduk
Tragedi ini kembali mempertanyakan komitmen Apical Group dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Pasalnya, kasus serupa sudah berulang kali terjadi di Dumai, menimpa para pekerja di garis depan produksi.
Ismunandar: “Pekerja Bukan Korban Percobaan!”
Ketua Umum Forum Aksi Peduli Tenaga Kerja Lokal (Fap Tekal), Ismunandar, dengan nada lantang menyuarakan kekecewaan.
“Kalau benar ada pekerja yang sampai kehilangan telapak kaki dan terbakar di dalam perusahaan, itu kelalaian fatal. Pekerja bukan korban percobaan! Manajemen PT SDS Apical Group jangan main-main dengan keselamatan tenaga kerja. Ini persoalan nyawa manusia,” tegasnya.
Menurutnya, sikap bungkam manajemen justru memperburuk keadaan.
“Kalau mereka berani, sampaikan faktanya. Tapi kalau memilih bungkam, itu jelas menimbulkan dugaan buruk. Kita tidak akan tinggal diam. Aparat hukum, Dinas Tenaga Kerja, dan pemerintah wajib turun tangan. Jangan biarkan Apical memperlakukan pekerja seenaknya,” tambahnya.
Alarm Keras untuk Dumai
Kecelakaan kerja yang menimpa MP bukan sekadar insiden biasa, tapi bukti nyata kegagalan sistem keselamatan kerja di tubuh Apical Group.
Namun hingga kini, manajemen PT SDS masih memilih diam seribu bahasa. Diam yang bukan hanya memalukan, tapi juga menyakitkan bagi ribuan pekerja yang setiap hari mempertaruhkan nyawa demi roda produksi perusahaan.
Ismunandar pun mendesak pemerintah Kota Dumai agar tidak lagi tutup mata dan tutup telinga.
“Kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi di hampir seluruh kawasan industri Dumai. Pemerintah harus tegas, jangan biarkan tragedi kemanusiaan ini terus berulang,” tandasnya.
Kejadian ini menegaskan satu hal: keselamatan kerja di Dumai kini sedang darurat. Pertanyaannya, berapa banyak lagi nyawa pekerja yang harus jadi taruhan sebelum ada perubahan nyata.
